Wah Di Indonesia Ada Manusia Berumur 146 Tahun
Diberitakan detik.com. Sragen. Anak manusia yang sudah melewati batas rata-rata umur manusia lainnya yang ada di Dunia. Ia beliau adalah Sodimejo atau sering disapa Mbah Gotho. Beliau mengaku berusia 146 tahun. Tapi walaupun usia sudah menginjak seabad lebih ini masih memiliki ingatan yang jernih dan penuturan kata yang masih lancar dan runtut.
Mbah Gatho bersama cucunya. Sumber:detik.com |
Lahir dengan nama sapaan kecilnya Saparman karena sesuai adat Jawa setelah menikah maka nama akan berganti dan nama panggillannya adalah Sodimejo. Namun orang kampung tempat beliau tinggal di Dusun Segeran, Desa Cemeng, Sambungmacan, Sragen, lebih banyak memanggilnya Mbah Gotjo.
Kata Gotho menurut bahasa Jawa menggambarkan seseorang yang selalu bersemangat dan cenderung menggunakan otot ketika bertindak. Nama tersebut sering digunakan dikalangan pedesaan khususnya Jawa.
“Sejak masih kecil, beliau sudah mendapati Mbah Gotho sebagai kakek tua yang selururh rambutnya berubah namun tetap tegak dan berotot. Beliau orangnya tinggi dengan perawatan gemuk. Kalau berjalan agak berbungkuk, tergopoh-gopoh namun langkahnya tegas, cepat dan bertenaga. Suaranya juga lantang. Mungkin karena itulah beliau dipanggil sebagai Mbah Gotho, karena jalannya yang cepat dan kelihatan tergesa-gesa itu,” ujar Sriyanto, Kepala Desa Cemeng kepada detikcom.
Tapi kebenaran bahwa Mbah Gotho berusia 146 tahun, Sriyanto tidak bisa memastikan. Butuh perjuangan untuk mencari informasi tentang Mbah Gotho. “Salah seorang warga desa kami, almarhum Mbah Dipo yang wafat sekitar 5 tahun lalu dalam usia 112 tahun, juga menguatkan hal. Almarhum mengatakan bahwa beliau tidak seumuran dengan Mbah Gotho, ketika Mbah Dipo masih anak-anak, Mbah Gotho sudah menjadi seorang pemuda dewasa dan telah menikah,” Ujar Kepala Desa yang sudah berusia 54 tahun tersebut.
Mbah Gotho. Sumber:detik.com |
Sedangkan untuk mendapatkan informasi langsung Mbah Gotho butuh waktu yang tepat, karena harus menunggu beliau sampai berkonsentrasi penuh, lalu harus bertanya cukup keras di dekat telinganya dengan sedikit dieja. Jika masih belum nyambung dengan pertanyaan yang kita ajukan, maka harus diulangi, namun jika sudah mendengar pertanyaan, beliau akan segera menjawab dengan sangat gamblang, runutut dan jelas.
Ketika wartawan detikcom berusaha untuk bertanya kepada Mba Gothonya langsung dengan memperhatikan hal diatas, akhirnya Mba Gotho mulai menjawab. “Saya lahir di hari kamis wage, bulan sapar, karena itu saya diberinama Saparman. Tahun lahir saya tidak ingat pasti. Yang saya ingat ketika peresmian Pabrik Gula Gondang, saat itu saya sudah ikut datang menonton. Saat itu saya mendengar cerita bahwa belanda kurang berkenan dengan posisi pabrik yang baru dibangun itu, saat itu saya sudah besar dan bisa membantu bapak bajak di sawah. Anak desa sudah diajari membajak sawah itu ketika sudah berumur 10 tahun ke atas”, tuturnya dengan gamblang, runtut dan jelas.
Menurut sejarah Pabrik Gula Gondang Sragen dibangun pada tahun 1880. Operasi pabrik gula tidak lama karena lokasi bangunan pabrik yang tidak sesuai dengan rencana awal pembangunannya. Masyarakat sekitar memang bisa menyebut pabrik gula itu dengan nama Pabrik Sida Wurung atau pabrik yang gagal.
Bagaimana apakah Anda terinspirasi oleh Mba Gotho, hehe
SEMOGA BERMANFAAT, JANGAN LUPA SHARE DAN LIKE
sumber:Detikcom
No comments